Bisnis kotoran sapi menjadi pupuk

Selasa, 10 November 2009

Hampir di setiap daerah di Indonesia memiliki peternakan sapi. Baik skala rumah tangga yang hanya terdiri dari 1 s/d 5 ekor atau yang skala besar dengan ratusan atau bahkan ribuan sapi. Setelah krisis tanah karena penggunaan pupuk kimia yang berlebihan selama ini di Indonesia, muncul kesadaran baru untuk menggunakan pupuk organik (dari kotoran ternak atau sampah RT /pasar). Bahkan beriringan pula dengan pemanfaatan bahan bakar gas (biogas) dari bahan2 organik tersebut.

Sayangnya, fasilitas teknologi di Indonesia tidak berbanding lurus dengan semangat tersebut. Untuk menghasilkan pupuk organik kita masih menggunakan waktu hingga berminggu-minggu. Kita bisa bayangkan, usaha untuk memberikan kemudahan2 bagi para petani
sepertinya masih lama lagi. Lingkaran ketergantungan akan pupuk kimia dan eksesnya ke depan bagi anak cucu kita akan terulang kembali.

Ada memang alat/mesin pembuat pupuk organik namun teknologi itu harus kita import, harga tersebut belum termasuk pajak import & sudah bernilai milyaran. Beberapa perusahaan pupuk besar di Indonesia menggunakan alat2 import tersebut namun terbukti kapasitasnya kecil
(1 jam untuk 1 ton). Suatu hari barangkali kita akan tetap pula pada lingkaran yang sama…import pupuk organik!. Padahal jumlah sapi di sekitar kita berlimpah, satu ekor sapi dewasa rata2 per hari membuang 25 KG kotorannya. Jika ada 1000 ekor sapi di kabupaten kita maka sehari dihasilkan 25 ton kotoran sapi. Tapi kami tanya, apakah di daerah anda sapi cuma 1000 ekor??? Saya yakin lebih walau terpencar-pencar letaknya.

Dengan kemitraan/bagi hasil dengan para peternak anda bisa dengan mudah mendapatkan kotoran tersebut. Bisa dengan 80% s/d 20% dari net profit atau dengan cara barter kotoran dengan metan cair (peternak bisa manfaatkan untuk biogas). Anda bisa membangun pola kemitraan dengan cara apapun dengan prinsip win win solution.

Untuk itu kami menawarkan kepada saudara2 semua, sebuah terobosan teknologi karya anak bangsa. Mesin pembuat pupuk organik. Secara umum cara kerja alat ini;

1. Salah satu rekayasa teknik; perpaduan proses mekanisasi, kimiawi & pengeringan
2. Dalam satu jam produksi mampu mengolah 10 ton kotoran sapi menjadi 80% pupuk organik, & 20% metan cair.
3. Bisa untuk kotoran sapi konsentrat apalagi non konsentrat.
4. Anda mendapatkan pupuk organik sekaligus metan cair, ini dua komoditas luar biasa.
5. Alat ini sekaligus langsung pengemasan.

Selayang Pandang Analisa Pasar;

Di beberapa daerah harga pupuk organik berkisar Rp 1.300,- s/d Rp 1.500/KG. Tahukah anda bahwa berat itu tidak murni kotoran ternak namun sudah dicampur dengan serbuk gergaji. Petani tetap membelinya walau kualitas berkurang, namun pupuk organik dipasaran tidaklah
banyak. Ketika pupuk dipermainkan oleh tengkulak pada masa-masa tertentu seharusnya pupuk organik jadi dewa penolong namun lagi2 jumlahnya dipasaran tidak seberapa.

Tapi dengan teknologi ini, di tingkat petani kita menjadi solusi yang hebat dan di sisi produsen2 pupuk kita adalah patner yang dibutuhkan karena mereka membutuhkan pupuk organik. Apalagi kualitas produksi dengan alat ini sudah siap dilempar ke pasar tinggal ditambah kemasan. Harga curah pupuk organik diterima produsen sekitar Rp 600,-
s/d Rp 700,-.

Nah, dengan mesin ini diperlukan biaya produksi untuk satu KG kotoran sapi hingga pengemasan Rp 50,- s/d Rp 75,-. Anda bisa konservatifkan menjadi Rp 100,-/KG. Artinya usaha ini adalah sebuah investasi yang cerdas dan ROI yang cepat. Jika anda sebelumnya sudah sebagai peternak besar dengan jumlah ternak ratusan hingga ribuan, maka ini adalah kesempatan emas untuk menjadi produsen pupuk organic skala provinsi atau bahkan nasional

Cara Membuat Pupuk Organik

Adapun cara-caranya adalah sebagai berikut :

  • Bahan-bahan untuk ukuran 1000 kg bokashi :
  • Jerami padi yang telah dihaluskan : 500 kg
  • Kotoran hewan : 300 kg
  • Jerami padi yang telah dihaluskan : 500 kg
  • Dedak halus : 50 kg
  • Sekam/arang sekam/arang kelapa : 100 kg
  • Molase/gula pasir/gula merah : 1 liter/250 gram
  • EM-4 : 1 liter
  • Air secukupnya

2. Cara Pembuatan :

  • Membuat larutan gula dan EM-4. Pertama sediakan air dalam ember sebanyak 1 liter. Kemudian masukkan gula pasir/merah sebanyak 250 gram lalu aduk sampai rata. Setelah itu masukkan EM-4 sebanyak 1 liter ke dalam larutan tadi dan aduk hingga rata
  • Campur jerami, kotoran hewan, arang sekam dan dedak lalu aduk sampai merata.
  • Siramkan larutan gula dan EM-4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan campuran bahan organik tadi secara merata sampai kandungan air adonan menjadi 30%. Atau apabila adonan dikepal dengan tangan air tidak menetes dan bila kepalan dilepas maka adonan masih menggumpal.
  • Adonan digundukkan diatas ubin yang kering dengan ketinggian minimal 15-20 cm.
  • Tutup dengan karung berpori (karung goni) selama 3-4 hari.
  • Agar proses fermentasi dapat berlangsung dengan baik perhatikan agar suhu tidak melebihi 50oC, bila suhunya lebih dari 50oC maka adonan harus dibolak-balik agar suhu turun.
  • Setelah 4-7 hari adonan telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik.